
MALEINSPIRE.id – Feeling lonely alias merasa kesepian berprevalensi terhadap risiko kematian yang lebih tinggi.
Sebuah studi mengungkap bahwa Gen Z –yang saat ini berusia 19-23 tahun– paling banyak merasa kesepian.
Survei dari proyek Making Caring Common di Harvard University menyebutkan, Gen Z sebagai generasi yang paling kesepian lantaran meningkatnya isolasi dan kesepian di kalangan orang dewasa yang lebih muda.
Isolasi sosial didefinisikan sebagai jarangnya kontak langsung ke orang lain untuk menjalin hubungan sosial, seperti dengan keluarga, teman, atau anggota komunitas atau kelompok agama yang sama.
Kesepian terjadi ketika individu merasa sendirian atau kurang terhubung dengan orang lain yang diinginkan.
Faktor isolasi sosial di kalangan generasi muda dikaitkan dengan penggunaan media sosial yang lebih tinggi dan lebih sedikit keterlibatan dalam kegiatan tatap muka yang bermakna.
Seperti diberitakan Newsroom.heart.org, selain tingginya intensitas paparan media sosial, isolasi sosial bisa terjadi karena risiko pandemi.
Selama pandemi Covid-19, kesepian meningkat. Perasaan kesepian khususnya dirasakan kalangan dewasa muda berusia 18-25 tahun, orang dewasa yang lebih tua, dan individu berpenghasilan rendah.
Risiko isolasi sosial meningkat seiring bertambahnya usia akibat faktor-faktor kehidupan, seperti menjadi duda atau pensiun.
Hampir seperempat orang dewasa di Amerika Serikat berusia 65 tahun ke atas terisolasi secara sosial, dan prevalensi kesepian berada di angka 22 persen-47 persen.
Jika feeling lonely alias merasa kesepian ini tinggi, seseorang berisiko mengalami kematian lebih tinggi daripada yang tidak merasa kesepian.
Studi menyebutkan, peningkatan risiko kematian secara keseluruhan sebesar 27 persen bagi individu yang merasa kesepian jika dibandingkan mereka yang tidak kesepian.