Para Ilmuwan Prediksi Dampak Jika Asteroid Bennu Menabrak Bumi

MALEINSPIRE.id – Para ilmuwan telah memperkirakan apa yang akan terjadi jika asteroid seukuran gedung World Trade Center menabrak Bumi.

Temuan ini dimodelkan pada asteroid dekat Bumi, Bennu, yang dianggap Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) berisiko tinggi terhadap Bumi dalam hal kedekatan dan dampaknya.

Asteroid Bennu memiliki diameter 0,5 kilometer dan bobotnya diperkirakan mencapai 74 juta ton, dikutip laman Live Science.

Lantas, apa yang akan terjadi jika asteroid Bennu menabrak Bumi?

Dampak tabrakan asteroid Bennu pada Bumi

Axel Timmermann, salah satu penulis studi dan direktur di Institute of Basic Science Center for Climate Physics Pusan National University, Korea Selatan mengatakan, asteroid seukuran Bennu akan menyebabkan dampak berupa kerusakan parah di sekitar lokasi tumbukan.

“Namun, sejumlah besar lontaran dari dampak tersebut akan memiliki efek jangka panjang yang lebih besar terhadap iklim Bumi dan dapat memengaruhi manusia di seluruh dunia,” sebut dia.

Bennu secara signifikan lebih kecil dibanding asteroid selebar 10 km yang menciptakan kawah Chicxulub dan memusnahkan dinosaurus sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Namun, asteroid seukuran Bennu pun dapat secara drastis mengurangi produksi pangan global dan menyebabkan perubahan iklim di seluruh dunia.

Hal ini diungkapkan para peneliti dalam studi yang diterbitkan di jurnal Science Advances.

Menjelang tabrakan, kata peneliti, konsekuensi langsungnya akan sangat menghancurkan. Namun, efek jangka panjang dari tabrakan itu bersifat global.

“Tabrakan ini akan segera menghasilkan gelombang kejut yang kuat, radiasi panas, tsunami, gempa bumi, kawah, dan lontaran di sekitar lokasi tabrakan,” jelas Timmerman.

“Kami fokus terutama pada efek iklim dan ekologi dari beberapa ratus juta ton debu yang masuk ke atmosfer bagian atas dari tabrakan awal,” terang Timmerman.

Dengan menggunakan model superkomputer, para peneliti menunjukkan awan debu sebesar itu dapat mendinginkan suhu global sebanyak 4 derajat Celcius dan mengurangi curah hujan global sekitar 15 persen.

“Meredupnya matahari akibat debu akan menyebabkan dampak musim dingin global yang ditandai dengan berkurangnya sinar matahari, suhu dingin, dan menurunnya curah hujan di permukaan,” lanjutnya.

Hal ini akan memperlambat pertumbuhan tanaman di daratan dan fotosintesis di lautan.

Secara keseluruhan, model-model tersebut memperkirakan penurunan fotosintesis tanaman global hingga 30 persen dan juga penurunan curah hujan global sebesar 15 persen, sehingga mengancam ketahanan pangan global.

Para penulis menambahkan, perubahan pola cuaca ini dapat berlangsung selama lebih dari empat tahun setelah dampak awal. Gumpalan debu juga akan menipiskan lapisan ozon.

“Penipisan ozon yang parah terjadi di stratosfer karena pemanasan stratosfer yang kuat yang disebabkan oleh penyerapan partikel debu oleh matahari,” kata Timmerman.

Namun, tidak semua organisme akan menderita. Jika dampaknya menghasilkan debu yang kaya akan zat besi, beberapa jenis ganggang laut tertentu dapat berkembang biak.

Para peneliti mengatakan, ganggang ini dapat menawarkan alternatif untuk produksi makanan di daratan, tetapi ganggang juga dapat membuat ekosistem laut menjadi kacau.