
MALE INSPIRE.id – Ada kabar mengejutkan seputar makanan fermentasi khas Korea Selatan, yakni Kimchi.
Makanan populer di Negeri Ginseng itu terancam punah akibat perubahan iklim. Kok bisa?
Dikutip laman Reuters, prediksi ini terungkap berdasarkan laporan dari ilmuwan, petani, dan produsen yang menyebut bahwa kualitas dan kuantitas bahan dasar kimchi, kubis napa menurun.
Baca juga: 10 Hidangan Ayam Terlezat di Dunia, 2 dari Indonesia
Ahli patologi tanaman dan virologi, Lee Young-gyu berharap, prediksi tersebut tidak menjadi kenyataan karena kubis napa hanya tumbuh pada iklim dingin.
Kubis napa umumnya tumbuh subur di daerah beriklim dingin, seperti pegunungan yang suhunya selama musim panas jarang mencapai di atas 25 derajat Celsius.
Cuaca hangat yang disebabkan perubahan iklim akan membuat kubis napa semakin sulit ditanam di kemudian hari.
“Jika terus berlanjut, di musim panas kita mungkin harus berhenti mengonsumsi kimchi kubis,” kata Young-gyu.
Masa depan kubis napa yang suram
Seperti dilaporkan Spring Tide, catatan menunjukkan bahwa area pertanian kubis napa telah berkurang lebih dari setengahnya dibandingkan 20 tahun lalu.
Badan Pembangunan Pedesaan Korea Selatan memperkirakan, area pertanian kubis napa akan terus menyusut hingga tidak bisa ditanam.
Pada 25 tahun ke depan, area pertanian diperkirakan hanya menjadi 44 hektar dan tidak ada lagi kubis napa yang dapat ditanam pada 2090.
Selain itu, faktor lain seperti suhu lebih hangat, hujan lebat yang tidak dapat diprediksi, dan hama yang sulit dikendalikan juga menjadi penyebab hasil panen yang merosot.
Baca juga: Starbucks Sambut Libur Akhir Tahun dengan Sajian Khusus
Infeksi jamur yang membuat tanaman layu juga sangat menyusahkan para petani, karena baru terlihat jelas saat mendekati masa panen.
Seorang petani di wilayah timur Gangneung, Kim Si-gap (71) menjelaskan, ia khawatir varietas ini akan lebih mahal untuk ditanam pada kemudian hari.
“Kimchi adalah sesuatu yang tidak boleh tidak ada di meja makan kita. Apa yang akan kita lakukan jika hal ini terjadi?” jelas Si-gap.
Gempuran kimchi impor
Di tengah isu perubahan iklim, kimchi dari petani lokal juga sedang menghadapi ancaman industri impor kimchi murah dari China.
Saat ini, kimchi dari China dijual lebih murah, sebagian besar sudah disajikan di berbagai restoran.
Data dari Bea Cukai Korea Selatan menunjukkan, impor kimchi naik 6,9 persen hingga akhir Juli 2024.
Baca juga: Haraku Ramen, Cita Rasa Mie Autentik Jepang dengan Harga Bersahabat
Nilai impor kimchi dari China menyentuh angka 98,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Sejauh ini, pemerintah mengandalkan penyimpanan besar-besaran yang dikendalikan iklim untuk mencegah lonjakan harga dan kekurangan.
Para ilmuwan juga berlomba-lomba mengembangkan varietas tanaman yang dapat tumbuh pada iklim yang lebih hangat dan lebih tahan terhadap curah hujan dan infeksi.