Starbucks Buka Gerai Signing Store Pertamanya di Indonesia

Starbucks di Indonesia akan membuka gerai dengan Bahasa Isyarat(Signing Store) pertamanya di Jakarta, Indonesia, sebuah gerai yang didedikasikan untuk komunitas Tuli, gangguan pendengaran, dan komunitas dengan Bahasa Isyarat pada tanggal 3 Desember. Gerai ini dirancang dan berpusat pada inklusivitas dan aksesibilitas, sehingga pelanggan di Starbucks Community Store Tata Puri akan dilayani oleh barista Tuli dan barista dengan gangguan pendengaran lokal yang dengan bangga mengenakan apron hijau. Gerai ini terletak di Jl. Tanjung Karang No.3 Kebon Melati di Jakarta Pusat.

Menciptakan Peluang yang Setara dan Pengalaman Pelanggan yang Inklusif

Starbucks Community Store Tata Puri menyediakan tempat ketiga di mana komunitas Tuli dan gangguan pendengaran dapat berkumpul, bersosialisasi, dan menjalin hubungan antar sesama. Barista Tuli akan mengenakan apron hijau dengan logo Starbucks yang dibordir dalam Bahasa Isyarat, semua partner (karyawan) yang dapat berbahasa isyarat akan memakai pin “I Sign”. Pelanggan yang baru tahu atau tidak terbiasa dengan Bahasa Isyarat bisa menggunakan sistem khusus untuk memesan minuman dan makanan menggunakan tablet tulis (writing tablet).

Gerai ini juga memiliki area komunitas untuk mendukung program Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuli Indonesia) dan Pusbisindo (Pusat Bahasa Isyarat Indonesia) – dua organisasi yang telah berpartner dengan Starbucks Indonesia untuk meningkatkan sosialisasi penggunaan bahasa isyarat bagi teman-teman Tuli ke lingkup komunitas yang lebih luas. Untuk mendorong budaya hubungan antar sesama manusia melalui perayaan budaya Tuli dan Bahasa Isyarat, gerai ini juga akan menyelenggarakan kelas Bahasa Isyarat dan coffee workshop dalam Bahasa Isyarat.

Signing Store Pertama di Indonesia

“Peresmian Signing Store ini merupakan pencapaian besar bagi Starbucks Indonesia yang merayakan hari jadinya ke-20 di Tanah Air,” ungkap Anthony McEvoy, Pemimpin PT Sari Coffee Indonesia, pemegang lisensi resmi merek Starbucks di Indonesia. “Gerai spesial ini menunjukkan komitmen kami untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan beragam, serta memperluas akses ke semua komunitas.”

“Kami senang melihat antusiasme dari komunitas Tuli saat kami membuka pendaftaran. Lebih dari 150 orang mendaftar dari seluruh penjuru negeri. Barista yang terpilih sendiri berasal kelompok yang beragam, termasuk mantan atlet renang dan model,” kata Anastasia Dwiyani, Senior General Manager Human Capital PT Sari Coffee Indonesia. “Seperti semua partner Starbucks, kami sangat antusias untuk membantu memupuk bakat dan memajukan peluang karier mereka.”

Semangat Komunitas Tuli Menghiasi Seluruh Sudut Gerai

Dipersatukan oleh budaya Bahasa Isyarat, gerai ini dipenuhi elemen desain yang menyatukan komunitas. Logo siren yang khas dengan logo Starbucks dalam Bisindo langsung terlihat saat pelanggan melewati jalan utama, Jalan Jend. Sudirman, yang selalu padat. Logo Starbucks® dengan Bisindo di atas pintu utama yang juga dapat terlihat di dinding mural setelah pintu masuk akan langsung menyambut pelanggan keteika mereka memasuki gerai. Logo Starbucks dengan Bisindo ini juga dapat ditemu dalam koleksi merchandise eksklusif – tumbler bening, tumbler stainless steel, dan mug. Meja komunitas berbentuk oval memanjang dan detail lingkaran pada lantai juga
melambangkan gerai yang menyatukan komunitas. Fitur yang paling menonjol adalah lukisan mural setinggi 4m karya seniman Tuli, Indira Natalia, yang terbentang lebih sepanjang 11m hingga ke luar gerai, menggambarkan pengalaman Starbucks yang hangat dan ramah. Karya seni yang menonjol ini bahkan dapat langsung terlihat oleh orang yang lewat di jalan.

“Sebagai seniman Tuli, saya sangat bangga dapat berbagi karya seni saya dengan pelanggan dan partner di Signing Store pertama di Indonesia. Saat bertukar pikiran, saya menyadari bahwa Starbucks selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa diterima dan dimiliki – dan inspirasi untuk pekerjaan saya datang dari situ, dengan menampilkan banyak persona dan komunitas berbeda yang dipersatukan oleh Bahasa Isyarat dan Starbucks,” kata Indira. “Seni dapat mendobrak batasan dan menyatukan banyak pihak, seperti koneksi yang dibagikan orang saat mereka menikmati kopi. Ada banyak cara untuk berkomunikasi dan menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, dan di Starbucks, kopi mewujudkannya.”

Sejak membuka gerai pertamanya di Plaza Indonesia 20 tahun lalu, Starbucks telah berkembang ke 44 kota di Indonesia, dengan lebih dari 4.300 partner kini dengan bangga mengenakan apron hijau. Dalam misinya untuk mengubah kehidupan orang-orang yang terhubung dengan Starbucks, perusahaan berusaha untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat yang dilayaninya. Pada tahun 2020, Starbucks membuka Community Store pertama di kawasan Tanah Abang Jakarta, untuk menciptakan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi kaum muda di Tanah Abang.

 

Be the first to comment

Leave a Reply