Kasus Kanker Penis Meningkat, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

MALE INSPIRE.id – Sejak beberapa tahun terakhir, ada sejumlah negara yang melaporkan peningkatan jumlah pasien kanker penis.

Sebagaimana dilaporkan BBC, studi yang dimuat dalam jurnal JMIR Public Health and Surveillance pada 2022 menganalisis kanker penis dari 43 negara.

Hasilnya, pasien kanker penis terbanyak selama 2008-2012 berada di Uganda (2,2 kasus per 100.000 pria), Brasil (2,1 kasus per 100.000 pria), dan Thailand (1,4 kasus per 100.000 pria).

Baca juga: Benarkah Lidah Buaya Tingkatkan Libido Pria?

Brasil jadi salah satu negara dengan penderita kanker penis terbanyak

Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan terdapat 21.000 kasus kanker penis selama rentang tahun 2012-2022.

Penyakit ini membuat 4.000 pasien meninggal, dan lebih dari 6.500 pria harus menjalani amputasi penis. Situasi tersebut menjadikan Brasil sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita kanker penis terbanyak.

Negara bagian Maranhao menjadi wilayah dengan pasien terbanyak sejumlah 6,1 penderita per 100.000 pria.

Sementara itu, Cancer Research UK melaporkan sebanyak 699 kasus kanker penis baru selama 2016-2018 di Inggris. Angka itu meningkat 28 persen sejak 1990-an.

Para peneliti memperkirakan, jumlah pasien kanker penis akan terus meningkat hingga mencapai 77 persen pada tahun 2050 di seluruh dunia.

Baca juga: Apakah Testosteron dapat Memperbesar Ukuran Penis?

Penyebab kanker penis

Seperti dilansir laman National Health Services (NHS) UK, kanker penis disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) yang menyerang area genital.

Pasien kanker penis bisa terinfeksi virus HPV jika mengalami kontak kulit dengan penderita lain di area genital, melakukan seks vagina, seks anal, atau seks oral, serta berbagi mainan seks.

Kanker penis juga dapat dialami pria yang tidak disunat saat masa kanak-kanak.

Prosedur sunat pada pria diketahui bisa mencegah fimosis (pelekatan kulit kepala penis) dan menghindari penumpukan smegma –cairan yang terdiri dari minyak, sel kulit mati, dan keringat– yang meningkatkan risiko kanker penis.

Pria yang merokok berisiko terkena kanker penis akibat kandungan bahan kimia di dalam rokok. Pengguna tembakau yang mengidap infeksi HPV bahkan memiliki risiko lebih tinggi.

Kemudian, pria dengan penyakit kulit psoriasis yang diobati dengan obat psoralen dan sinar UVA juga diketahui berisiko lebih tinggi terkena kanker penis.

Risiko kanker penis meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker jenis ini paling sering menyerang pria berusia di atas 50 tahun.

Pria dengan penyakit AIDS juga berisiko lebih tinggi mengidap kanker penis karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca juga: Metode Pull-out saat Bercinta, Amankah?

Gejalanya

Dilansir laman American Cancer Society, terdapat tiga gejala yang mungkin dialami penderita kanker penis, yaitu:

1. Perubahan kulit

Pasien kanker penis seringkali mengalami perubahan pada kulit penis.

Perubahan itu kemungkinan besar terjadi pada bagian ujung penis, kulup (pada pria yang tidak disunat), atau batang penis.

Perubahan tersebut antara lain:

  • Area kulit menebal
  • Perubahan pada warna kulit
  • Terdapat benjolan
  • Bisul atau luka berdarah
  • Ruam kemerahan di bawah kulup
  • Benjolan kecil dan berkerak
  • Pertumbuhan penis datar dan berwarna coklat kebiruan
  • Keluarnya cairan berbau atau pendarahan di bawah kulup

2. Pembengkakan

Pembengkakan pada ujung penis, terutama ketika kulup mengalami penyempitan adalah pertanda lain dari kanker penis.

3. Benjolan di kulit selangkangan

Kanker yang menyebar pada penis kerap menyebabkan kelenjar getah bening membengkak.

Kelenjar getah bening biasanya berukuran sebesar kacang dan hampir tidak bisa dirasakan. Jika mengalami pembengkakan, kelenjar getah bening dapat terasa seperti benjolan halus di bawah kulit.

Meski demikian, pembengkakan kelenjar getah bening belum tentu menjadi kanker pada kelenjar tersebut. Pembengkakan bisa terjadi akibat infeksi.

Be the first to comment

Leave a Reply