MALE INSPIRE.id – Ketika mengambil libur cuti, sebagian dari Anda mungkin tidak dapat melupakan pekerjaan dan masih sibuk mengurus tugas melalui email di ponsel.
Keseimbangan antara kehidupan dan dunia kerja menjadi sulit diterapkan semenjak adanya internet dan email.
Apalagi seiring perkembangan teknologi digital, aplikasi produktivitas seperti Zoom membuat banyak orang tidak bisa terlepas dari urusan pekerjaan meski sedang mengambil libur cuti.
Baca juga: Mimpi Kehilangan Pekerjaan, Mungkin ini Sebabnya
Pandemi Covid-19 telah mengaburkan batasan antara kehidupan pribadi dan profesional. Hal ini buruk bagi pecinta traveling, karena gangguan kerja saat liburan bisa memicu stres dan kelelahan, yang mengurangi esensi liburan itu sendiri.
Akibatnya, budaya “kerja di mana saja” berujung pada burnout, yang diperparah dengan adanya rasa keterasingan, ketakutan, kesedihan, dan kekhawatiran.
Seperti dilansir National Geographic, para ahli menemukan efek tersebut berdampak pada banyaknya pekerja yang memutuskan berhenti bekerja (resign).
Pada Agustus 2021 di AS, setidaknya terdapat 4,3 juta pekerja yang berhenti bekerja dalam satu bulan akibat kehidupan pribadi dan profesional yang tidak seimbang.
“Sebagian besar dari kita diajari sejak usia muda bahwa pekerjaan kita bernilai,” tutur Devon Price, profesor psikologi sosial di Loyola University Chicago, AS.
“Jika tidak melakukan semua yang kita bisa untuk memuaskan atasan dan menjadi produktif, kita akan berakhir sangat menderita karena kemiskinan.”
Baca juga: Tips Hemat dan Cepat a la ‘The Flash’ untuk Menyiapkan Liburan Akhir Pekan
Dampak beban kerja yang tinggi terhadap kesehatan
Studi yang dimuat dalam Journal of Happiness menemukan, individu membutuhkan waktu untuk bersantai setelah masa kerja yang penuh tekanan dan menyesuaikan liburan. Setidaknya, diperlukan delapan hari liburan supaya manfaat istirahat bisa dirasakan sepenuhnya.
Jika beban pekerjaan menumpuk, suasana hati bisa terganggu dan itu mengakibatkan kurangnya efektivitas dalam bekerja, serta menurunnya kemampuan kreatif dan pemecahan masalah.
Emily Nagoski, pendidik kesehatan dan penulis buku Burnout: The Secret to Unlocking the Stress Cycle menyebut, dampak beban kerja yang tinggi juga mengganggu psikologis dan perilaku individu, mulai dari mengonsumsi makanan yang tidak sehat, kesepian dan putus asa, penyalahgunaan alkohol, dan perilaku negatif lainnya.
Ia menambahkan, ketika individu memutuskan untuk liburan, mereka akan kelelahan dan bisa terserang flu begitu tiba di tempat tujuan.
Menurut Nagoski, fenomena ini terjadi ketika tubuh seseorang dibuat tetap berjalan dan produktif jauh dari seharusnya, yang kemudian hancur ketika memiliki kesempatan untuk beristirahat.
“Anda dapat hidup tanpa istirahat yang cukup, tetapi pada akhirnya masalah akan datang untuk Anda,” kata Nagoski.
Baca juga: Tips Menghindari Selingkuh di Lingkungan Pekerjaan
Perbanyak aktivitas
David B Posen, ahli medis dan penulis buku manajemen stres Is Work Killing You? menyarankan kita untuk memperbanyak aktivitas fisik demi melupakan pekerjaan.
“Salah satu putra saya melakukan panjat tebing. Saat ia memanjat tebing, dia tidak memikirkan pekerjaan,” jelasnya.
“Dia hanya memikirkan ke mana harus meletakkan tangan selanjutnya, bagaimana menggerakkan kakinya. Semakin menarik latihannya, semakin dapat menyerap latihan itu pada dirinya.”
Tidak harus melakukan aktivitas olahraga yang ekstrem. Sekadar membaca buku juga dapat mengurangi beban pikiran, lanjut Posen.
Baca juga: 5 Pola Pikir Agar Semakin Berkembang dan Sukses
Tips melupakan pekerjaan saat liburan
Para ahli menyimpulkan beberapa cara yang bisa diterapkan pekerja untuk melupakan beban pekerjaan selama berlibur.
1. Luangkan waktu untuk beristirahat sebelum jalan-jalan
Price menyarankan, pada tahap awal Anda harus menjauhi ponsel, terutama setelah bekerja.
Jika masih ada urusan pekerjaan, gunakan fitur balasan otomatis (auto reply) di luar jam kerja. Lalu, batasi waktu untuk mengecek pesan atau email dari kantor, termasuk mematikan komputer dan menjauhi layar ponsel.
2. Tetap berkreasi
Kegiatan kreatif seperti seni, kerajinan tangan, dan menulis jurnal dapat membantu mengatasi stres, kata Nagoski.
Kegiatan ini dapat menyalurkan perasaan yang tidak menyenangkan di luar tubuh Anda.
3. Bersosialisasi
“Penanggulangan burnout hanya bisa dilakukan jika kita semua saling peduli,” kata Nagoski.
“Saya menyebutnya sebagai ‘gelembung cinta’ dari orang-orang dan hubungan sosial, di mana Anda tidak mempercayai gagasan bahwa nilai Anda bisa diukur dari gaji, tingkat kelelahan, jabatan, atau jumlah jam kerja Anda.”
Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang membuat Anda bahagia bisa memberikan kenyamanan, energi, dan mengalihkan perhatian dari beban pekerjaan.
4. Lebih dekat dengan alam
Posen menyarankan untuk menikmati air terjun atau sekadar duduk di pantai. Berada di alam terbuka membuat Anda tenang, dan bahkan bisa memberikan kenyamanan spiritual.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.