MALE INSPIRE.id – Mdou Moctar, grup musik Tuareg asal Niger, telah merilis single dan video baru berjudul Imouhar. Single ini diambil dari album Funeral For Justice, yang akan dirilis pada 3 Mei 2024.
Imouhar merupakan lanjutan dari single pertama Funeral For Justice yang sudah dipublikasikan di bulan Februari lalu.
Melalui lagu ini, para personel Mdou Moctar mengajak orang-orang dari suku Tuareg untuk melestarikan bahasa mereka, yakni bahasa Tamasheq yang terancam punah karena semakin sedikit penuturnya.
“Orang-orang di sini hanya menggunakan bahasa Prancis. Mereka mulai melupakan bahasa mereka sendiri,” tutur Moctar dalam siaran pers yang diterima maleinspire.id.
“Kami merasa dalam 100 tahun ke depan tidak ada seorang pun yang bisa berbahasa Tamasheq dengan baik, dan itu sangat menakutkan bagi kami.”
Musim panas ini, Mdou Moctar memulai tur konser mereka di Eropa dan Amerika. Juga, mereka akan tampil di Inggris seperti di Glastonbury, End Of The Road, Manchester Psych Fest, Moseley Folk Festival, serta konser utama di London, Glasgow, Newcastle dan Leeds.
Funeral For Justice, suarakan penderitaan masyarakat Tuareg
Lagu-lagu di album Funeral For Justice berbicara dengan tegas mengenai penderitaan yang dialami Niger dan masyarakat Tuareg.
“Album ini benar-benar berbeda bagi saya. Sekarang masalah kekerasan teroris menjadi lebih serius di Afrika. Ketika AS dan Eropa datang ke sini, mereka mengatakan akan membantu kami, namun yang kami lihat justru berbeda. Mereka tidak pernah membantu kami menemukan solusi,” jelas Moctar, penyanyi dan gitaris grup tersebut.
Produser dan bassist Mikey Coltun turut berkomentar atas album ini.
“Prancis masuk, mengacaukan negara, lalu mengatakan ‘kamu bebas.’ Dan ternyata tidak,” ucapnya.
Peristiwa ini diungkapkan Mdou Moctar dalam penggalan lirik lagu Oh France:
“Prancis menutupi tindakannya dengan kekejaman. Kita lebih baik tanpa hubungan yang bergejolak ini. Kita harus memahami permainan mematikan mereka yang tak ada habisnya.”
Sementara dalam lagu Funeral For Justice, Moctar menyinggung para pemimpin di Afrika secara langsung dalam penggalan lirik berikut:
“Ambil kembali kendali atas negara Anda, yang kaya akan sumber daya. Bangunlah dan berhentilah tidur”
Adapun Sousume, yang mengisahkan penindasan terhadap masyarakat Tuareg yang tersebar di tiga negara, yaitu Niger, Mali dan Aljazair.
“Tertindas di ketiga negara. Selain kurangnya persatuan, ketidaktahuan adalah masalah ketiga.”
Sepak terjang Mdou Moctar
Grup ini beranggotakan Moctar (vokalis dan lead guitar), Ahmoudou Madassane (rythm), Souleymane Ibrahim (drummer), serta Mikey Coltun (bassist dan produser).
Menyampaikan energi dan perasaan komunitas kepada penonton baru menjadi tujuan utama band ini. Kendati demikian, konser pertama mereka di AS tidak ada kaitannya dengan isu yang serius.
Kini, setelah “manggung” di lebih dari 100 konser, Mdou Moctar membuktikan diri sebagai salah satu band rock paling vital di dunia.
“Melalui Funeral For Justice, saya benar-benar ingin karya ini bersinar dengan pesan politik karena semua yang terjadi. Ketika band ini semakin ketat dan berat tampil live, masuk akal untuk menangkap urgensi dan agresi ini. Itu bukan hal yang dipaksakan, tetapi sangat alami,” kata Coltun.
Pada Juli 2023, setelah Funeral For Justice rampung digarap, pemerintahan Niger yang terpilih secara demokratis digulingkan melalui kudeta militer. Presiden menjadi tahanan rumah dan Niger terjerumus ke dalam kekacauan dan ketidakpastian.
Meski Prancis telah mundur, negara itu terus terancam oleh aksi terorisme. Mdou Moctar, yang kala itu sedang melakoni tur di AS, tidak dapat kembali pulang bertemu keluarga mereka untuk sementara waktu.
“Saya tidak mendukung kudeta. Tapi seumur hidup saya tidak pernah menyukai Prancis di negara saya,” papar Moctar.
“Saya tidak membenci Prancis atau orang Prancis, saya juga tidak membenci orang Amerika, tapi saya tidak mendukung kebijakan manipulatif mereka, apa yang mereka lakukan di Afrika. Pada tahun 2023 kita ingin bebas, kita perlu tersenyum, Anda paham?”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.